RSS Feed

Sabtu, 08 Agustus 2009

curhat

an_drA


andai hati bisa bicara, pasti akan bercerita . . .
"aku jenuh" . . .
andai perasaan ini sanggup berkata, pasti dia akan berkata . . .
"aku bosan" . . .
andai seluruh tubuh dapat bercerita, maka satu kata akan terucap . . .
"aku cape" . . .

Meski semua itu terjadi, dunia ini tidak akan berubah dengan segala keluhan-keluhanku .

Meski seluruh isi bumi ini menjadi saksi atas segala derita yang aku rasa, hidup ini tidak akan berakhir begitu saja karena aku hanya bayang-bayang kecil yang numpang di dunia ini dan ikut menikmati segala ciptaan yang Maha Kuasa.

“dunia tak selebar daun kelor”, sebuah pepatah yang bercerita tentang betapa luas dunia yang kita tempati dan betapa susah untuk menjelajahinya. Tapi itulah ungkapan-ungkapan dulu yang menjadi motivator bagi orang-orang yang berpetualan untuk mencari dan menjelajahi arti dunia.

“mungkin dunia ini sempit bagiku”, yang sempat terucap untuk menklarifikasi sejarah-sejarah masa lalu dan peristiwa yang berubah menjadi deretan waktu untuk masa depan.

Mengapa kita dipertemukan ?

Mengapa aku harus mengenalmu ?

Sungguh ini takdir atau karena memang dunia ini yang sempit untuk kita berdua ?

Banyak kemunafikan dibalik kehidupanku selama ini

Banyak kebohongan yang aku ucapkan untuk sandiwara

Aku harus memohon maaf kepada dunia karena selama ini aku telah melupakannya

Aku juga harus memohon maaf kepada jati diriku karena selama ini aku telah menyia-nyiakannya

Sungguh cuma dosa di dalam hidup ini . . .

Waktu telah membuat aku sadar, betapa banyak hidup yang telah aku sia-siakan hanya untuk menanti sebuah bayangan hitam di dalam kegelapan . . .

Otak telah membuat aku berfikir, betapa banyak tenaga yang telah aku gunakan hanya untuk menungu jejak langkah di atas angina . . .

Kekuatan telah membuat aku beranjak mengikuti arah keputusan yang akan membuatku berubah . . .

“setiap detik adalah pelajaran dan setiap pelajaran adalah hikmah, jangan sia-siakan pengalaman karena dia akan menjadi guru bagimu”

Saat semua berakhir bukanlah berarti akhir segala sesuatu dalam diriku, tapi itu hanya

sebuah kebebasan berfikir dan bertindak untuk sejarah masa depan yang lebih baik. Tak lepas dari dirimu yang selama ini mencerahkan senyumanku dan menghiasi hidupku dalam kepakuman rasa.

Kamu masih sungguh berarti dalam hidupku . . .

“HIDUP INI INDAH”, itulah yang aku cari . . .

Masih banyak kehidupan lain yang menunggu . . .

Minggu, 26 Juli 2009

cerita

WHY . . .?

Beberapa abab yang lalu, terjadi perang dimana-mana. Beberapa tahun yang lalu, terjadi pembantaian berdarah yang tak mengenal HAM di berbagai sudut-sudut kota. Beberapa bulan lalu, terjadi bencana alam di pelosok-pelosok keindahan alam ini. Beberapa minggu yang lalu, dentungan suara bom kembali meramaikan dunia kriminal di negeri ini. Hari ini, akan banyak lagi yang akan heboh yang akan menguncang kehidupan mereka.
Siapakah yang menjadi korban ?
Siapakah yang tega melakukan semua itu ?
Mengapa mereka menginginkan semua itu terjadi ?
jawabnya : . . . ( ? )

Masa-masa yang telah berlalu begitu suram dalam sisi masa lalu dunia jaman sekarang. Begitu hitam dan pahit untuk menjadi sebuah catatan sejarah untuk generasi yang akan datang. Tak tahu dimana dan tak tahu kapan semua ini akan berakhir, tapi ini menjadi sebuah duka yang mencoreng dunia hingga orang-orang yang menjadi pelaku sejarah di kala itu. Bumi ini pernah menjadi lautan darah, bumi ini pernah menjadi makam jutaan jazad yang berserakan, bumi ini pernah menjadi arena tempur yang penuh bercak-bercak pecahan bom, bumi ini pernah menjadi studio rekaman nada-nada tangisan para umat manusia. Sungguh kejam dan panas dunia di masa lalu.

Andai bumi ini bisa bicara, setiap hari pasti dia akan mengeluh dan menangis dengan semua ini. Sakit yang dia rasa tak bisa bercerita kepada umat manusia yang hanya menumpang di sela-sela tubuhnya.
Manusia tak punya rasa..
Manusia tak pernah mengerti..
Manusia semua egois..

Mungkinkah mereka tak mengenal ketenangan..
Mungkin mereka tak mengenal perdamaian..
Bekal akal dan pikiran membuat mereka serakah akan tahta dan kekuasaan. Ilmu pengetahuan menjadi kunci untuk tekhnologi-tekhnologi mutakhir kehancuran dunia. Senjata pemusnah massal, bom-bom atom sengaja mereka ciptakan untuk titik-titik darah sesama manusia. Sungguh cerdas manusia-manusia saat itu..

Apakah mereka tak merasa malu ?
Apakah mereka tak merasa bersalah ?
Kapan mereka akan sadar akan kekeliruan-kekeliruan yang telah terjadi selama ini. Mereka cuma bisa berfikir untuk kehancuran, tapi mereka tak pernah berfikir untuk perdamaian.
Sunguh bodoh..
Sungguh tolol..

Anak bangsa generasi masa depan, lihatlah sejarah-sejarah di masa lalu.
Sungguh Indahkah itu ?
Itukah yang kalian harapkan ?
Tiada hari tanpa korban dan tangisan air mata, perih hati ini dengan cerita-cerita pembantaian dan penindasan yang tak pernah berujung damai. Suatu saat mungkin masa lalu akan menjadi masa depan yang kembali berujung korban.

Akhiri saja kehidupan ini, apabila manusia-manusia itu belum sadar agar tidak ada lagi kehancuran dan penidasan di dunia ini..
Agar tak ada lagi korban dan jerit tangis di muka bumi ini..

CINTA BANGSAKU, DAMAI NEGERIKU

Selasa, 07 Juli 2009

UNHAS

kAmpUZ MeRAh

Saatnya menatap masa depan
, kelihatan seperti sebuah prinsip pegangan hidup tapi itulah kalimat yang mendorong aku untuk melanjutkan study di salah satu perguruan tinggi negeri kota ini. Ibarat sebuah api, kobaran dan radiasi panasnya sudah dapat menghanguskan dunia dan semesta ini. Begitu besar semangat dan motivasiKu untuk dapat bangkit dan berdiri tegar, melangkah, berlari, melompat hingga bintang hidup dapat aku raih dalam genggaman tanganKu dan akan aku persembahkan untukMu IbundaKu.....


Hari yang cerah bersamaKu melewati waktu, malam yang indah menjadi teman dalam setiap kesendirianKu dalam kegelapan,dan bersama bintang-bintang yang gemerlap di langit hitam menjadi pesona khayal hingga aku dapat lelap di malam itu. Matahari tak lagi terasa panas dalam setiap langkahKu, dingin kini menjadi kehangatan aura tubuhKu, dan warna-warni dunia menyatu dalam senyum dan keceriaan masa depan yang akan datang.....


Kampus Merah Universitas Hasanuddin, itulah namanya. Sebuah kampus yang tersohor dan mempunyai nama yang besar diantara kampus-kampus kota itu. Berdiri di atas lahan yang ratusan hektar, dengan arsitek bangunan yang megah dan fasilitator yang lengkap menjadi daya tarik bagi ribuan kaula muda yang bermulti talenta untuk bersaing dan memperoleh gelar sarjana muda. Setiap tahun, tidak sedikitnya generasi-generasi muda bangsa ini menjadi bagian dari kampus megah ini. Sungguh senang......


Aku merupakan salah satu bagian dari kampus ini. Setelah satu tahun lamanya menyambung hidup di kehidupan bangku perkuliahan yang banyak mengoreh banyak waktu dan keringat hingga akhirnya generasi baru hadir di duniaKu yang lalu. Saatnya aku menjadi seorang kakak senior untuk junior-joniorku yang baru. Banyak yang beda dari hari-hari yang aku lalui sebelumnya. Aku kini banyak mengenal dunia baru dan membawahKu dalam paradigma-paradigma kemandirian. Susah, berat, tapi indah.........

Hidup ini indah, jangan di buat susah.......












Sabtu, 04 Juli 2009

kisah

munafik...

aQ hanya bisa menyatakan bahwa betapa panas dunia ini, dari segi fisik akibat pengaruh global warming begitu pun juga segi kehidupan. Budaya yang selama ini kita kenal adalah sebuah tradisi yang belandaskan atas sisi kepribadian atau identitas kini sekarang hanya sebuah nama yang tak perlu di kenal lagi, bak seperti mainan saja. Agama yang merupakan pedoman hidup setiap umat manusia yang berlandaskan perdamaian kini hanya sebuah coretan lukisan belaka untuk melengkapi status kehidupan. Politik yang harusnya membuat kita semakin dekat kini menjadi bomerang yang membuat kita semakin jauh dan bertikai. Betapa bodoh orang-orang modern.
Pesta demokrasi masyarakat Indonesia kini menjadi kata-kata heboh dalam perbincangan dari mulut ke mulut dari para politikus negeri subur ini. Bendera-bendara berkibar penuh warna di langit biru, teriakan-teriakan berirama dalam setiap sudut-sudut kota kini menjadi gema yang memecah. Negeri yang damai dan subur ini semakin hari semakin lemah bak orang yang sakit. Andai megeri ini dapat menangis, maka dia akan menangis terseduh melihat orang-orang hidup di negeri ini. Andai negeri ini dapat berbicara, maka dia akan cerita betapa kesedihannya, "negeri ini yang seharusnya kita bangun bersama, bangkitkan bersama, majukan bersama, kenapa bagai sebuah kado bungkusan hadiah untuk juara lomba".
Puluhan ribu juta masyarakat indonesia saat sekarang ini berlomba-lomba untuk mendapat satu buah kursi kedudukan pemerintah negeri ini. Betapa panas hidup dalam dunia politik saat sekarang ini. Banyak paradigma-paradigma baru yang lahir di negeri ini, meski ego-ego menjadi landasan kuat untuk melanjutkan persaingan kursi kekuasaan negeri ini. Sungguh indah bumi Indonesia.........
Hidup para pemimpin Bangsa ini......
Jabatan adalah sebuah tanggung jawab, bukan hanya tulisan pena di kartu pengenal. Janji-janji yang dulu sempat terucap pada jaman kampanye masyarakat, jangan cuma kata-kata yang munking suatu saat akan berujung dosa........
Wahai manusia, janganlah jadi mahkluk yang munafik.....